Rabu, 28 Desember 2016

Sistem Indra




Pengindraan yaitu keadaan dimana kita dapat merasakan atau menyadarai keadaan lingkungan baik di dalam maupun diluar tubuh kita. Empat kondisi yanh harus dipenuhi agar pengindraan ini dapat berfungsi, yiatu stimulus (rangsangan), misalnya perubahan lingkungan dapat menimbulkan rangsangan, reseptor atau organ perasa untuk menerima stimulus, kemudian mengubah stimulus menjadi suatu aksi potensial, jaringan saraf (implus conducred), untuk menyalurkan informasi ke otak melalui saraf sensorik dan daerah pada otak untuk mengolah atau menterjemahkan stimulus tadi untuk membentuk persepsi sehingga dapat dimengerti.
Apabila stimulus terjadi secara terus menerus atau sering terjadi, kepekaan otak akan rangsangan tadi akan menurun, disebabkan otak telah mengalami proses adaptasi.
A.    Pembagian sistem penginderaan
Organ indera dibagi dalam:
a.       Indera perasaan khusus : yaitu pengecap, pembau, pandangan/penglihatan dan pendengaran.
b.      Indera perasaan umum, yaitu panas, dingin, nyeri, tekanan dan sebgainya.
Reseptor
Reseptor dapat diklasifikasikan menurut derajat kompleksitasnya, yait simple receptor, yang berhubungan dengan perasaan/sensasi umum dan complex receptor yang dihubungkan dengan perasaan khusus/khas.
Receptor dapat pula dibedakan sebagai exteroreceptor, yang berperan menerima onformasi tentang lingkungan dari luar tubuh, interoreceptor, yang berperan menerima informasi tentang lingkungan dari dalam tubuh. Sedankan proprioceptor berhubungan dengan informasi tentang posisi dan gerakan-gerakan tubuh.



Exteroreceptor
Ada bebrapa reseptor yang menerima rangsangan yang datang dari luar tubuh, yaitu:
1.      Reseptor kimia (chemoreceptor), misalnya pada indera penciuman dan pengcap.
2.      Reseptor sinar (photoreceptor), misalnya indera penglihatan
3.      Rseptor meknik (mechanoreceptor), misalnya sentuhan, tekanan, keseimbangan dan pendengaran.
4.      Reseptor suhu (thermoreceptor), misalnya rasa panas dan dingin
Interoreceptor
Reseptor tipe ini terdapat pada organ dalam tubuh, misalnya pada pembuluh darah, usus, jantung, kandung kencing dan lain-lain.
Proprioreseptor
Reseptor ini terdapat pada otot, tendon, sendi dan telinga bagian dalam.

B.                 Indera penglihatan
Anatomi mata
Struktur mata
Struktur mata terdiri dari:
1.      Alis mata
2.      Kelopak mata (palpebra)
3.      Bulu mata (eyelash)
4.      Apparatus lacrimalis, yaitu suatu kelenjar serta saluran-salurannya yang memproduksi air mata. Kelenja ini terdapat pada bagian pinggir atas rongga mata. Air mata akan mengalir membasahi bagian depam mata dan disalurkan menuju rongga hidung melalui saluran yang disebut ductus nasolacrimalis. Dibagian dalam kelopak mata dilapis oleh selaput lendir yang disebut conjunctiva.
Bola mata terdiri dari 3 lapis yaitu:
1.      Tunica fibrosa, pada bagian luar bola mata.
2.      Tunica vascularis, pada lapisan tengah.
3.      Retina (tunica nervosa), lapisan paling dalam dari bola mata.

Tunica ibrosa dibagi 2 bagian yaitu:
a.       Cornea, bagian depan bola mata
b.      Sclera, bagian belakang.
Cornea, suatu selaput transparan (tembus pandang dan tidak terdapat pembuluh darah), yang ikut berperan pada proses refraksi sinar.
Sclera dikenal dengan bagian putih mata, merupakan jaringan ikat fibrosa yang dapat. Jaringan ini meliputi seluruh dindig bola mata kecuali pada bagian anterior. Selain membentuk  bola mata, sclera juga melindungi bagian dalam mata. Pada bagian posterior jaringan ini berlanjut sebagai jaringan saraf otak (nervus opticus)
Tunica vascularis, merupakan lapisan bagian tengah terdiri dari 3 bagian:
a.       Choroid
b.      Corpus ciliaris
c.       Iris
Choroid, suatu selaput tipis yang meliputi hampir seluruh permukaan dalam sclera. Lapisan ini mengandung pembuluh darahdan memberi zat makanan untuk retina.
Corpus ciliaris (ciliary body), terdiri dari processus ciliaris dan otot ciliaris. Processus ciliaris merupakan lipatan dari permukaan dalam corpus ciliaris yang memproduksi cairan yang disebut aqueous humoris, cairan yang mengisi bagian depan mata. Otot ciliaris (m.ciliaris) yaitu suatu otot polos yang mengubah bentuk lensa untuk pandanngan dekat dan jauh.
Iris, bagian yang dapat dilihat melalui cornea, berbentuk bulat dan yang terlihat bewarna (hitam, coklat, biru). Iris merupakan suatu serat otot polos yang melingkar (circular) dan radial. Lubang hitam yang terletak ditengah-tengah iris disebut pupil, yiatu lubang tempat masuknya sinar. Fungsi iris disin untuk mengatur banyaknya sinar yang masuk ke ronga belakang dari mata.
Retina, lapisan dalam mata, meliputi bagian belakang (posterior) mata, berfungsi menangkap bayangan mata. Lapisan saraf dari retina terdapat 3 zona neuron yang dinamai sesuai dengan implus saraf yang disalurkan, yaitu : lapisan photoreceptor, lapisan bipolar dan lapisan ganglion.
Sel neuron photoreceptor disebut ROD dan CONE karena bentuknya (batang kecil dan kerucut). Rod menerima sinar atau bayangan hitam dan putih pada cahaya redup/ remang-remang.
 Sedang cone menerima bayangan berwarna pada cahaya terang. Sel cone terdapat lebi banyak dan lebih padat pada bagian yang cekung dari bagian belakang mata yang disebut FOVEA CENTRALIS. Fovea centralis  fovea centralis ini terletak di MACULALUTEA, yaitu terletak persis ditengah-tengah bagian posterior mata. Jadi macula lutea ini berperan pada sumbu pandang (visual axis) mta fovea centralis merupakan area untuk pandangan tajam karena konsentrasi cone terdapat disini.
Lensa mata  terdapat pada bagian posterior dari pupil dan iris. Lensa membantu memfokuskan sinar agar bayangan tepat pada dinding belakang mata (fovea centralis) bola mata menjadi 2 rongga:
1.      Cavum posterior (posterior cavity), yaitu rongga yang terletak dibelakang lensa, yang berisi cairan bening seperti agar/jeli yang disebut corpus vittreous
2.      Cavum anterior (anterior cavity), yang terletak didepan lensa, berisi cairan jernih yang disebut aqueous humoris. Rongga ini dibagi 2 lagi, yaitu bilik anterior (diantara cornea dan iris), dan bilik posterior (antara iris dan lensa)
Rata- ratas diameter bola mata saat baru lahir sekitar 18 mm, dari depan ke belakang, kemudian berkembang hingga mencapai  sekitar 19,5 mm pada masa anak-anak dan berlanjut sampai kira-kira 24-25 mm pada masa dewasa (kira-kira2/3 dari ukuran bola ping-pong).
Bola mata terletak pada rongga pelindung berbentuk kerucut yang disebut cavum orbitalis. Rongga ini diliputi lapisan lunak, jaringan lemak yang melindungi mata dan memungkinkan bola mata dapat mudah bergerak.  Gerakan – gerakan tiap mata ini diatur oleh 3 pasang otot-otot yang terletak diluar bola mata.
Gambar 1 : anatomi mata

Otot –otot bola mata
Tedapat 6 buah otot ekstraokuler yang menggerakkan bola mata, yaitu:
1.      M.Rectus medialis, menggerakan bola mata kerah hidung.
2.      M. Rectus external, menggerakkan bola mata kerah luar (menjauhi hidung)
3.      M. Rectus superior, terutama menggerakkan bola mata ke arah atas, selain juga gerakan memutar bagian aas bola maat kerah hidung.
4.      M. Rectus inferior, terutama menggerakkan bola mata kerah bawah, juga memutar bagian atas bola mata menjauhi hidung.
5.      M.Obliqus superior, terutama memutar bagian atas bola mata kerah hidung, juga menggerakkan mata ke bawah.
6.      M.Obliqus inferior, terutama memutar bagian atas bola mata menjauhi, juga menggerakkan mata kearah atas.
Otot lain disekitar mata yaitu :
·         M. Levator papebra superior, terdapat pada kelopak mata atas yang berfungsi mengangkat kelopak mata ke atas.
·         M. Oribcularis oculi, melingkari mata superior dan inferior yang berfungsi menutup mata (antagonis m. Levator palpebra)

Fisiologi Mata
            Mata manusia adalah suatu organ yang memberikan penglihatan bagi kita, sehingga memungkinkan kita mengenali dan mempeelajari segala hal diatas dunia ini lebih baik dibandingkan 4 indera yang lain. Kita menggunakan mata hampir pada setiap aktivitas yang kita lakukan, misalnya sewaktu bekerja, membaca, nonton televisi, menulis, menyetir mobil dan lain sebagainya. Jadi dapat dikatakan penglihatan merupakan indera yang mempunyai nilai lebih besar dibandingkan indera lain.
            Mata memungkinkan kita untuk melihat dan menerjemahkan apa yang kita lihat, misalnya bentuk, warna dan dimensi dari suatu obyek dengan memproses sinar/ bayangan yang masuk kedalam mata. Kita dapat melihat pada cahaya terang atau remang-remang. Tapi kita tak dapat melihat tanpa adanya cahaya/ sinar.
Visus
            Cahaya dari suatu objek, misalnya sebuah pohon masuk ke mata pertama melalui cornea dan kemudian melalui pupil. Selanjutnya sinar di convergensikan oleh lensa ke titik nodus tepat dibelakang lensa. Pada titik ini bayangan menjadi terbalik. Bayangan melanjutkan diri melalui humor vitreous sampai pada retina ditengah-tengah macula, tempat dimana bayangan menjadi jelas (retina dapat disamakan dengan film negatif pada kamera foto). Pada retina implus cahaya tadi diubah menajdi sinyal listrik dan kemudian dikirim melalui n . opticus menuju ke lobus posterior (occiptal) dari otak yang menginterprestasikan (menterjemahkan) sinyal listrik ini sebagai gambar pandangan (sebuah pohon tadi). Jadi  sebenarnya kita tidak melihat dengan mata, tetapi lebih tepat dengan otak. Mata hanya membantu proses kita dalam proses melihat.
            Jika sinar/bayangan yang masuk dari objek yang jauh difokuskan sebelum mencapai bagian belakang mata, maka kesalahan refraksi mata ini dikenal dengan myopia (rabun jauh/ nearsightedness). Jika sinar/bayangan yang masuk dari objek jauh tidak difokuskan saat mencapai bagian belakang mata, kesalahan refraksi mata ini disebut hypermetropia / hyperopia (farsightedness)
            Pada kasus yang disebut astigmatisme, satu atau lebih permukaan kornea atau lensa (struktur mata yang memfokuskan sinar yang masuk) tidak berbentuk spheres (seperti bola), tetapi berbentuk silindris atau toric (bulat panjang/ seperti bola rugby). Akibatnya tidak ada titik fokus yang jelas dalam mata tetapi fokusnya tersebar.
            Sesudah berumur 40 tahun, umunya pada umur 45 tahun, mata kita mulai mengalami keadaan yang disebut presbyopi, dimana mata susah mempertahankan fokus bayangan yang jelas (susah berakomodasi) pada jarak dekat, lebih jelas terlihat pada jarak yang agak jauh atau sesudah dibantu dengan memakai kacamata, misalnya sewaktu membaca. Keadaan ini disebabkan berkurangnya kelenturan/elastisitas dari lensa dan mulai melemahnya m ciliaris yang berperan mengontrol fokus dari lensa akibat proses
Miopia :

Gambar 2 : myiopia
Hypermetropia :
Gambar 3 : hypermiopia

C.     Indera penciuman
Anatomi hidung
Organ penciuman terdiri dari 2 bagian, yitu bagian luar (hidung luar, nasal external) terletak di bagian tengah wajah, dan bagian dalam (cavum nasi), yang dibagi lagi oleh sebuah sekat (septum nasi) menjadi rongga hidung kanan dan kiri. Hidung luar/nasal external berbentuk pyramid, dimana sudut atas atau atapnya berhubungan langung dengan  dahi (pada bagian apex). Bagian dasarya terdapat 2 buah lubang hidung (nares) yangdipisahkan oleh sebuah sekat yang berjalan dari depan sampai kebelakang rongga hidung (septum antero- posterior).
Pada pinggir lubang hidung terdapat sejumlah rambut (vibrassae) yang gunanya untuk menahan kotoran atau debu yang masuk bersaama udara pernapasan. Permukaan lateral hidung pada bagian bawah agak membulat. Rangka hidung bagian luar terdiri dari tulang dan tulang rawan, ditutupi kulit kulit dan dibagian rongga hidung, terdiri os nasal dan processuss frontalis maxillae.rangka tulang rawan terdapat pada septum dan ala nasi. Pada bagian ini terdapat otot yang dapat menggerakkan atau mengembang-kempiskan hidung bagian ujung hidung.
Cavum nasi atau rongga hidung, pintu bagian depan disebut nares/nostril, sedang pintu/ lubang bagian belakang yang berhubungan dengan pharynx disebut “choane”. Dibelakang nostril rongga hidung agak menggembung yang disebut vestibulum/ ala nasi yang masih dilapisi oleh kulit dimana tumbuh sejumlah rabut dan kelenjar sebaceous. Tiap rongga hidung bagian atas dan dibelakang vestibulum dibagi menjadi 2 bagian, yaitu daerah penciuman/olfactory region ( dari concha terdiri nasalis superior dan septum) dan daerah pernapasan/respiatory region, yang merupakan bagian sisanya dari rongga hidung.
Pada dinding lateral terdapat concha nasalis superior, medial dan inferior. Dibagian bawahda lateral dari tiap concha merupakan suatu saluran jalan udara yang disebut “meatus” . diatas concha superior terdapat lubang sempit yang berhubungan dengan sinus sphenoidalis.
Meatus superior, saluran yang berjalan sepanjang setengah dari batas ats concha medialis. Metaus medialis berjalan dibawah concha medialis, sedang meatus inferior berjalan dibawah concha nasalis inferior. Tepat dibagian depan dari concha inferior, terdapat muara dari saluran air mata (ductus nasolacrimalis)
Membran mukosa (selaput lendir), membran ini melapisi rongga hidung dan melekat pada periosteum atau perivhondrium. Membran ini berjalan dari pinggir nares sampai dengan rongga pharybx (choane). Membran mukosa melanjukan diri sampai ke conjuvctiva melalui ductus nasolacrimalis dan ductus lacrimalis serta sinus-sinus frontalis, ethmoidalis,spenoidalis dan maxillaries melalui beberapa lubang di meatus.
Gambar 4 : anatomi hidung
Fisilogi hidung
Fungsi dari hidung antara lain:
1.      Pengatur udara pernapasan:
Sel epitel hidung yang selalu basah (lembab) berperan penting dalam mempertahankan keseimbangan suhu udara yng masuk ke hidung agar sama dengan suhu tubuh. Bila dara panas dan kering yang dihisap akan didinginkan dan dilembabkan, demikian pula bila udara dingin yang masuk. Bila hidung gagal mempertahankan keseimbangan ini dapat menyebabkan timbulnya beberapa penyakit, misalnya radang tenggorokan (pharyngitis) asma bronkiale, dan sebagainya.

2.      Penciuman:
Organ  penciuman terdapat pada membrab mukosa pada bagian atas dari rongga hidung (daerah penciuman). Daerah ini sangat sensitive, dengan rangsangan bau yang ringan sudahdapat tercium, namun cepat sekali beradaptasi. Bau yang dirasakan setelah beberapa lama tidak terasa lagi walaupun rangsangan bau masi ada.
D.    Indera pendengaran
Anatomi telinga
Telinga manusia dibagi dalam 3 bagian/ruang:
1.      Bagian luae/ telinga luar (externa)
2.      Bagian tengah/ ruang telinga tengah (medial)
3.      Bagian dalam/ruangtelinga dalam (interna)

·         Telinga bagian luar, terdiri dari bagian yang dikenal dengan daun telinga(auricula), meatus acusticus externa (lubang telinga luar) dan canalis auricularis externus (saluran telinga luar) dengan batas sampai kegendang telinga (membran tympani).
Dua pertiga pertama dari saluran ini terdiri dari tulang rawan, sedang sepertiga sisanya tulang. Dalam saluran ini biasanya terdapat cerumen (kototan telinga), yaitu secret yang dikeluarkan oleh kelenjar lemk yang berfungsi sebagai pelindung terhadap benda asing (serangga, debu, kuman) yang masuk ke telinga.
Membran tympani membatasi antara ruang telinga luar dan tengah, membran ini terdiri dari beberapa lapis selaput fibrosa dan relatif trnsparan (putih seperti mutiara). Fungsi utama bagian luar telinga ini adalah sebagai pengumpul suara dan daun telinga, karena bentuknya dapat melokalisir suara dan kemudian mengarahkan suara langsung masuk kedalam rongga telinga.


Gambar 5 : telinga bagian luar
·         ruang telinga tengah, suatu ruang kecil yang dihuni oleh 3 rangkaian tulang kecil yang salah satu ujungnya melekat pada gendang telinga (MT). Tiga tulang ini, yaitu:
-          Malleus, bentuknya seperti palu.
-          Incus
-          Stapes
-          Ketiga tulang ini bersatu/saling berhubungan membentuk seperti rantai, berfungsi mengeraskan/meningkatkan transmisi suara yang datang dari telinga luar ke ruang telinga dalam. Ketiga tulang ini merupakan tulang paling kecil diantara tulang-tulang pada tubuh manusia. Selain itu juga terdapat 2 otot kecil pada ruang ini yaitu M. Timpanicus dan M. Stapedius. Fungsi kedua otot ini untuk kontraksi bila ada suara yng terlalu keras, menyebabkan rantai tulang ini lebih kaku agar telinga tidak cedera akibat suara yang terlalu keras.
Pada ruang telinga tengah inijuga terdapat sebuah saluran/corong yang dissebut tuba Eustachius, yang tidak berperan langsung pada proses penyaaluran suara, namun berperan pada fungsi telinga secara keseluruhan. Saluran ini menghubungkan rongga telinga tengah dengan nasopharynx dan berfungsi menyeimbangkan tekanan udara dalam telinga tengah denga udara luar. Pada bagian ujung tulang ketiga (stapes), tulang paling akhir dari rantai tulang kecil ini, menempel pada jendela yang fleksibel dari cochlea, yaitu ruang telinga bagian dalam.




·         Ruang telinga dalam, merupakan suatu saluran yang terdiri dari labirin tulang (bagian luar) dan labirin membran yang terdapat di dalam labirin tulang. Labirin tulang merupakan bagian dari os temporal dan tebagi 3 dengan nama sesuai dengan bentuknya, vestibulum (bentuknya seperti gelembung oval), cochlea (seperti siput) dan canilis (perilympe) yang meliputi labirin membran. Di dalam labirin membran juga terdapat cairan (endolympe).
 Labirin membran yang terdapat dalam vestibulum terdapat 2 kantong yang disebut iltriculus dan sacculus. Dibelakang vestibulum terdapat 3 canalis semicircularis yang masing-masing membenrtuk sudut 90˚.Ruang telinga dalam ini mempunyai 2 fungsi, selain berfungsi sebagai pendengaran juga sebagai alat keseimbangan. Untuk menjaga kesimbangan tubuh, 3 saluran setengah lingkaran (canalis semicircularis), yang masing-masing bertanggung jawab menurut posisi bidamgnya agar tubuh dapat mempertahankan keseimbangan.
Dengan kata lain dengan posisi canalis semicircularis ini, kita dapat mengetahui posisi tubuh kita saat bergerak, sehingga kesimbangan dapat dipertahankan. Peran  sebagai alat pendengar,cochlea dan nervus auditorius adalah struktur penting pada telinga bagian dalam. Cochlea yang berbentuk seperti keong terbagi dalam 3 ruang yang berisi cairan, yang disebut scala vestibuli,scala media dan scala tympani. Dua membran berbeda memisahkan cochlea menjadi 3 ruang, yaitu membran ressiner memisahkan scala media dengan scala vestibuli.
Membran yang lain yaitu membran basiler memisahkan scala mediadengan scala tympani. Pada bagian atas membran basiler terdapat organa corti, yang disebut juga organ pendengaran, yang mengandung sel-sel rambut (15.000-16.000 buah/telinga). Bila sel-sel ini rusak meneybabkan gangguan atau kehilngan pendengaran (sensori0neural hearing loss). Gelomang suara yang sampai pada organ pendengaran ini akan disalurkan ke otak melalui N.auditorius.
Gambar 6  : anatomi telinga
Fisiologi telinga
Pendengaran:
Bentuk telinga dimaksudkan untuk mengumpulkan gelombang suara yang akan masuk melalui meatus auditoriuss externa dan langsung menuju membran tympani (MT). Gelombang suara ini akan menggetarkan MT, dan sejak saat ini suara yang masuk akan diubah dari gelombang udara menjdi energi mekanik, karena kemudian yang bergetar adalah rantai tulang kecil yang ada di ruang telinga tengah (maleus menerima getaran dari MT).
 Getaran diteruskan melalui rantai tulang ini samoai ujung dari stapes yang menempel pada dinding telinga dalam. Getaran ini akan berlanjut menggerakkan cairan yang ada di dalam cochlea. Gerakan cairan ini akan menggerakkan  juga sel-sel rambut (neuron) pada membran basiler. Gerakan sel-sel rambut ini akan mengubah energi mekanik menjadi implus saraf (melalui organ corti). Implus ini akan diteruskan keotak melalui n.auditorius untuk diolah sehingga kita dapat mengenali suara apa,sipa,keras suara dan sebagainya.
Suara terkeras yang masih dapat ditoleransi oleh telinga manusia adalah sebesar 120 decibel (db). Suara manusoa sewaktu bicara normal sekitar 60 db, suara berisik = 40 db, klakson mobil sekitar 100 db, suara radio yang keras sekitar 80 db dan suara mesin jet 120 db menyebabkan telinga sakit. Suara yang melebihi 120 db akan mencederai telinga, misalnya suara tembakan meriam.
Gangguan pendengaran dapat disebabkan karena penyakit atau trauma, mengakibatkan tuli partial atau total. Parahnya ketulian ini dpat diukur dengan alat yang disebut audiogram. Umunya telinga manusia dapat mendengar gelombang suara dengan frekuensi sekitar 15-20.000 cycles per detik. Frekuensi tertinggi yang dapat didengar akan menurun dengan bertambahnya umur, khususnya pada pria.
-        Tuli konduktif, terjadi akibat gangguan transmisi atau hantaran getaran suara pada ruang telinga luar atau tengah. Getaran dapat dihmbat oleh serumen atau benda asing pada ruang telinga luar atau tengah, atau karena rantai tulang kecil ( hubungan maleus, incus dan stapes) ole h karena suatu hal menjadi kaku (saling menempel erat). Selama tidak ada kerusakan saraf pendengaan, ytuli ini dpat dikoreksi dengan alat bantu pendengaran. Contoh lain jenis tuli ini yaitu “otosclerosis”, yaitu pengerasan tulang akibat pertumbuhan tumor tulang pada os temporalis.

-        Tuli perseptif, terjadi akibat kelainan organ corti atau saraf vestibulocochlear. Tuli jenis ini tidak dapat koresi dengan alat bantu dengar

-        Tinnitus (telinga berdengung), dapat disebabkan oleh serumen, perforasi membran tympani, ada cairan pada ruang telinga tengah, atau gangguan dari saraf vestibulocochlear, batang otak atau cortex (pust pendengaran pada otak).  tinnitus dapat terjadi akibat pemakaian obat yang lama. Ynag paling serin menyebabkan ini yaitu aspirin dan streptomycin. Tinnitus akan hilang bila streotomycin segera dihentikan ketika tinnitus terjadi. Bila streptomycin tetap doteruskan akan terjadi tinnitus permanen.
Keseimbangan
Ada dua macam kesimbangan, yaitu :
1.         Keseimbangan statis, mempertahankan posisi badan relatif terhadap gaya gravitasi saat berdiri / tegak. Keseimbangan ini diatur oleh ultriculus dan sacculus.
2.         Keseimbangan dinamis, mempertahankan posisi tubuh dalam merespons gerakan-gerakan yang tiba-tiba. Keseimbanagn ini diatur oleh ketiga canalis semicircularis.

E.     Indera pengecap
Anatomi lidah
Organ pengecap utama adalah lidah. Terletak didalam rongga mulut, yang selain berfungsi sebagai pengecap, juga berperan penting untuk orang berbicara, membantu proses mengunyah makanan agar makanan dapat dikunya gigi dengan baik, serta membantu proses menelan makanan. Suara yang keluar sewaktu berbicara tidak akan baik bila lidah kaku, terlalu kecil atau besar, demikian juga tidak dapat dikunya atau ditelan dengan baik tanpa bantuan lidah.
Lidah dibentuk oleh otot skelet yang ditutupi oleh membran mukosa. Otot intrinsic yang berjalan pada bagian dalam lidah (m. Linguas verticalis, transversus dan longitudinalis) mengubah bentuk lidah sesuai dengan yang diinginkan, sedang otot ekstrinsik yang menempel/berorigo pada tulang tengkorak os hyoid (m.genioglosus, m.hyologus, m.palatologus) memungkinkan lidah bergerak. Diantara serabut otot terdpat kelenjar von ebner, yang mengeluarkan cairan untuk membasahi makanan dan permukaan lidah/ mulut.
Lipatan membran mukosa pada bagian bawah lidah  erupa selaput yang melekat pada dasar mulut, disebut frenulum lidah. Bila frenulum ini terlalu pendek menyebabkan lidah tertarik sehingga tidak dapat berbicara dengan jelas. Karena bagian dasar mulut banyak mengandung pembuluh darah, daerah ini biasanya digunakan untuk mengukur suhu tubuh serta meletakkan obat agar cepat diserap. Bagian ujung lidah disebut apex lidah, sedangkan bagian belakang disebut pangkal lidah.

Pada permukaan atsa lidah bagian tengah terdapat lekukan yang disebut silcus medianus yang berakhir pada foremen cecum. Lidah mempunyai sekitar dua ribu ujung pengecap/ perasa (taste buds) yang berbentuk badan oval serta mengandung 3 jenis sel :
1.      Sel Penyokong (sustentaculer), merupakan sel epitel khusu yang membentuk capsul pada 4-20 sel gustatory (sel pengecap)
2.      Sel gustatory / pengecap, mempunyai tonjolan-tonjolan keluar seperti rambut yang berfungsi untuk merasakan sesuatu bahan / makanan.
3.      Sel basalis, terdapat pada lapisan basal dan memproduksi kedua sel diatas.
Pada lidah taste bud ini terletak pada benjolan-benjolan jaringan ikat yang disebut papillae.
Papilla circumvallata dan vallata adalah benjolan yang paling besar berjumlah 8-12 buah, terdapat pada bagian belakang (posterior) dari lidah. Papilla fungiformis ditemukan pada bagian pinggir dan ujung lidah, sedang papilla filiformis terdpat pada kedua pertiga bagian lidah, berfunngsi agar lidah agak kasar sehingga lidah mudah memindah- mindahkan makanan sewaktu dikunyah.
Gambar 7  : anatomi lidah
Fisiologi lidah
             Bahan atau makanan yang akan dirasakan dilarukan dengan cairan saliva/ ludah sehingga terjadi interaksi yang menimbulkan rangsangan saraf. Tedapat 4 jenis rasa yang dapat dikecap, yaitu:
1.      Rasa manis (sweet) dapat dirasakan pada ujung lidah (apex)
2.      Rasa asam (sour) pada bagian pinggir lidah
3.      Rasa asin (salty) oada bagian pinggir lidah
4.      Rsa pahit (bitter) pada bagian belakang lidah.
Rangsangan pada ujung-ujung saraf lidah diteruskan ke otak untuk dikenali. Indera pencium dan pengecapan sangat erat hubungannya. Jika kemampuan penciuman seseorang terganggu, biasanya kemapuan pengecapnya juga tidak baik.adaptasi terhadap penciuman terjadi cepat dan ambang rangsangan terhadap rasa bervariasi pada tiap-tiap rasa.
Gambar 8 : pengecap rasa dilidah

F.      Indera perasaan umum
Anatomi kulit
Indera perasaan umum sebagian besar terletak pada permukaan tubuh (kulit) ,otot atau tendon.reseptor umumnya tersebar luas dipermukaan kulit, dapat berupa ujung bebas saraf atau ujung organ khusus. Ujung bebas saraf terutama pada epidermis dan sel epitel yang meliputi membran mukosa, cornea mata, akar rambut dan pada kelenjar kulit diseluruh tubuh. Reseptor yang berupa ujung organ khusus, ukuran dan bentuknya bervariasi. Umumnya berupa ujung serabut-serabut saraf yang ditutupi kapsul. Termasuk organ ini misalnya:
Gambar 9 : anatomi kulit
1.      Bulbus krause, berupa benjolan silindris atau oval. Reseptor ini terdpat pada conjuctiva mata, membran mukosa bibir dan lidah, dan epineurium saraf tubuh. Juga ditemukan pada penis dan clitoris yang disebut dengan corus genitalia, yang berbentuk seperti buah mulberry. Pada membran sinovial sendi misalnya pada sendi jari-jari disebut dengan bulbus artcularis.
2.      Corpus grandy, terdapat pada papilla lidah


3.      Corpus pacini, terdapat dalam jaringan bawah kulit pada saraf telapak tangan, telapak kaki dan organ genetalia laki maupun perempuan. Juag didapatkan pada saraf sendi.
4.      Corpus golgi dan mazzoni terdapat pada jaringan bawah kulit jari-jari.

5.      Corpus wagner dan meisner, badan berbentuk oval, ditutupi kapsul jaringan ikat. Corpus ini terdapat pada lapisan kulit ( papilla corium) tangan dan kaki, bagian depan lengan bawah, kulit bibir, membran mukosa pada ujung lidah. Conjuctiva palpebra dan pada kulit papilla mammae.

6.      Corpus ruffini, terdapa pada ujung saraf dalam jaringan bawah kulit jari manusia.
7.      Spindel neurotendineus (organ of golgi), terutama terdapat pada sambungan antara otot dan tendon
8.      Spindel neuromuscular (muscle spindle), terdapat pada sebagian besar otot polos.

Fisiologi kulit
Indera perasaan ini dapat dibgi menjadi 2 fungsi, yaitu:
1.      Perasaan somatik
 Termasuk disini adalah “perasaan taktil”(sentuhan,tekan, getaran dan elusan serta rasa geli/gatal akibat elusan ringan), “perasaan suhu” dan “rasa sakit”. Reseptor disini luas hampir seluruh tubuh. Rangsang yang diterima dari kulit diteruskan ke lobus paietal dari cortex cerebri. Semua perasaan taktil dideteksi oleh mechanorecepor. Rasa sentuhan timbul di bawah kulit. Sentuhan halus menunjukkan perasaan dalam area yang umum (agak luas), sedang sentuhan yang lebih keras dan spesifik diterima secara spesifik pula dan dapat ditentukam dengan tepat lokasinya.
Reseptor taktil antara lain terdapat pada plexus akar rambut, ujung saraf, cakram taktil, corpus. Plexus akar rambut mendeteksi gerakan bila ujung rambut bergerak atau bergetar di tiup angin.Reseptor pada ujung-ujung saraf terdapat dimana-mana dalam kulit dan berhubungan dengan rasa nyeri, rangsangan kontak badan yang terus menerus dan rasa geli/gatal. Cakram/discus taktil atau markeli ditemukan pada kulit yang tidak berambut dan terhubung dengan ujung saraf bebas.
Corpus meissener terdapat pada ujung jari, papila pada kulit,telapak tangan, kaki, kelopak mata, lidah,ujung payudara,clitoris,dan ujung penis. Jadi berfungsi pada sentuhan yang dapat mendeteksi lokasi dengan jelas.Organ ruffini, mendeteksi sentuhan keras dan terus menerus yang mencapai lapisan kulit bagian dalam.
Corpus pacinni, berhubungan dengan rasa tekanan, terdapat pada lapisan bawah kulit, sekitar sendi, tendon dan otot,kelenjar mammae,genetalia externa dan beberapa organ dalam.Reseptorsuhu tidak diketahui, suhu dibawah 50˚F dan diatas 118˚F dapat diatasi.Rasa nyeri pada kuli dapat disebabkan dari organ atau kulit ditempat lain yang jauh dari tempat yang dirasakan, ini disebut dengan “reffered pain”.
2.      Perasaan proprioseptif
 berhubungan dengan informasi tenntang pergerakan tubuh atau sebagian anggota badan. Reseptor terdapat pada otot skeletal, tendon, sekitar sendi ynovial dan telingan bagian dalam.Perasaan proprioseptif ini dkenal juga dengan rasa kinestik.
Muscle spindle merupakan suatu resepor proprioseptik yang terdapat antara serabut-serabut otot. Bila otot terengang, reseptor akan dirangsang dan meneruskan informasi ini ke saraf pusat (otak), untuk menunjukkan ada aktivitas dari otot.Organ tendon, terdapat pada sambungan otot dan tendon. Organ ini melindungi tendon dan otot agar tidak cedera akibat rengangan yang berlebihan pada sendi.Sel-sel rambut pada telinga dalam memberikan informasi untuk mempertahankan keseimbangn tubuh.