Pengindraan
yaitu keadaan dimana kita dapat merasakan atau menyadarai keadaan lingkungan
baik di dalam maupun diluar tubuh kita. Empat kondisi yanh harus dipenuhi agar
pengindraan ini dapat berfungsi, yiatu stimulus (rangsangan), misalnya
perubahan lingkungan dapat menimbulkan rangsangan, reseptor atau organ perasa
untuk menerima stimulus, kemudian mengubah stimulus menjadi suatu aksi
potensial, jaringan saraf (implus conducred), untuk menyalurkan informasi ke
otak melalui saraf sensorik dan daerah pada otak untuk mengolah atau
menterjemahkan stimulus tadi untuk membentuk persepsi sehingga dapat
dimengerti.
Apabila
stimulus terjadi secara terus menerus atau sering terjadi, kepekaan otak akan
rangsangan tadi akan menurun, disebabkan otak telah mengalami proses adaptasi.
A.
Pembagian sistem penginderaan
Organ indera dibagi
dalam:
a.
Indera perasaan khusus : yaitu pengecap,
pembau, pandangan/penglihatan dan pendengaran.
b.
Indera perasaan umum, yaitu panas,
dingin, nyeri, tekanan dan sebgainya.
Reseptor
Reseptor
dapat diklasifikasikan menurut derajat kompleksitasnya, yait simple receptor,
yang berhubungan dengan perasaan/sensasi umum dan complex receptor yang
dihubungkan dengan perasaan khusus/khas.
Receptor
dapat pula dibedakan sebagai exteroreceptor, yang berperan menerima onformasi
tentang lingkungan dari luar tubuh, interoreceptor, yang berperan menerima
informasi tentang lingkungan dari dalam tubuh. Sedankan proprioceptor berhubungan
dengan informasi tentang posisi dan gerakan-gerakan tubuh.
Exteroreceptor
Ada
bebrapa reseptor yang menerima rangsangan yang datang dari luar tubuh, yaitu:
1.
Reseptor kimia (chemoreceptor), misalnya
pada indera penciuman dan pengcap.
2.
Reseptor sinar (photoreceptor), misalnya
indera penglihatan
3.
Rseptor meknik (mechanoreceptor),
misalnya sentuhan, tekanan, keseimbangan dan pendengaran.
4.
Reseptor suhu (thermoreceptor), misalnya
rasa panas dan dingin
Interoreceptor
Reseptor
tipe ini terdapat pada organ dalam tubuh, misalnya pada pembuluh darah, usus,
jantung, kandung kencing dan lain-lain.
Proprioreseptor
Reseptor
ini terdapat pada otot, tendon, sendi dan telinga bagian dalam.
B.
Indera penglihatan
Anatomi mata
Struktur mata
Struktur mata terdiri
dari:
1.
Alis mata
2.
Kelopak mata (palpebra)
3.
Bulu mata (eyelash)
4.
Apparatus lacrimalis, yaitu suatu kelenjar
serta saluran-salurannya yang memproduksi air mata. Kelenja ini terdapat pada
bagian pinggir atas rongga mata. Air mata akan mengalir membasahi bagian depam
mata dan disalurkan menuju rongga hidung melalui saluran yang disebut ductus nasolacrimalis. Dibagian dalam
kelopak mata dilapis oleh selaput lendir yang disebut conjunctiva.
Bola
mata terdiri dari 3 lapis yaitu:
1.
Tunica fibrosa, pada bagian luar bola
mata.
2.
Tunica vascularis, pada lapisan tengah.
3.
Retina (tunica nervosa), lapisan paling
dalam dari bola mata.
Tunica
ibrosa dibagi 2 bagian yaitu:
a.
Cornea, bagian depan bola mata
b.
Sclera, bagian belakang.
Cornea,
suatu selaput transparan (tembus pandang dan tidak terdapat pembuluh darah),
yang ikut berperan pada proses refraksi sinar.
Sclera
dikenal dengan bagian putih mata, merupakan jaringan ikat fibrosa yang dapat.
Jaringan ini meliputi seluruh dindig bola mata kecuali pada bagian anterior.
Selain membentuk bola mata, sclera juga
melindungi bagian dalam mata. Pada bagian posterior jaringan ini berlanjut
sebagai jaringan saraf otak (nervus opticus)
Tunica vascularis,
merupakan lapisan bagian tengah terdiri dari 3 bagian:
a.
Choroid
b.
Corpus ciliaris
c.
Iris
Choroid,
suatu selaput tipis yang meliputi hampir seluruh permukaan dalam sclera.
Lapisan ini mengandung pembuluh darahdan memberi zat makanan untuk retina.
Corpus ciliaris (ciliary body),
terdiri dari processus ciliaris dan otot ciliaris. Processus ciliaris merupakan
lipatan dari permukaan dalam corpus ciliaris yang memproduksi cairan yang
disebut aqueous humoris, cairan yang mengisi bagian depan mata. Otot ciliaris
(m.ciliaris) yaitu suatu otot polos yang mengubah bentuk lensa untuk pandanngan
dekat dan jauh.
Iris,
bagian yang dapat dilihat melalui cornea, berbentuk bulat dan yang terlihat
bewarna (hitam, coklat, biru). Iris merupakan suatu serat otot polos yang
melingkar (circular) dan radial. Lubang hitam yang terletak ditengah-tengah
iris disebut pupil, yiatu lubang tempat masuknya sinar. Fungsi iris disin untuk
mengatur banyaknya sinar yang masuk ke ronga belakang dari mata.
Retina,
lapisan dalam mata, meliputi bagian belakang (posterior) mata, berfungsi
menangkap bayangan mata. Lapisan saraf dari retina terdapat 3 zona neuron yang
dinamai sesuai dengan implus saraf yang disalurkan, yaitu : lapisan photoreceptor, lapisan bipolar dan
lapisan ganglion.
Sel neuron photoreceptor
disebut ROD dan CONE karena bentuknya (batang kecil dan kerucut). Rod menerima
sinar atau bayangan hitam dan putih pada cahaya redup/ remang-remang.
Sedang cone menerima bayangan berwarna pada
cahaya terang. Sel cone terdapat lebi banyak dan lebih padat pada bagian yang
cekung dari bagian belakang mata yang disebut FOVEA CENTRALIS. Fovea centralis fovea centralis ini terletak di MACULALUTEA,
yaitu terletak persis ditengah-tengah bagian posterior mata. Jadi macula lutea
ini berperan pada sumbu pandang (visual axis) mta fovea centralis merupakan
area untuk pandangan tajam karena konsentrasi cone terdapat disini.
Lensa mata
terdapat pada bagian posterior dari
pupil dan iris. Lensa membantu memfokuskan sinar agar bayangan tepat pada
dinding belakang mata (fovea centralis) bola mata menjadi 2 rongga:
1.
Cavum posterior (posterior cavity),
yaitu rongga yang terletak dibelakang lensa, yang berisi cairan bening seperti
agar/jeli yang disebut corpus vittreous
2.
Cavum anterior (anterior cavity), yang
terletak didepan lensa, berisi cairan jernih yang disebut aqueous humoris.
Rongga ini dibagi 2 lagi, yaitu bilik anterior (diantara cornea dan iris), dan
bilik posterior (antara iris dan lensa)
Rata-
ratas diameter bola mata saat baru lahir sekitar 18 mm, dari depan ke belakang,
kemudian berkembang hingga mencapai
sekitar 19,5 mm pada masa anak-anak dan berlanjut sampai kira-kira 24-25
mm pada masa dewasa (kira-kira2/3 dari ukuran bola ping-pong).
Bola
mata terletak pada rongga pelindung berbentuk kerucut yang disebut cavum
orbitalis. Rongga ini diliputi lapisan lunak, jaringan lemak yang melindungi
mata dan memungkinkan bola mata dapat mudah bergerak. Gerakan – gerakan tiap mata ini diatur oleh 3
pasang otot-otot yang terletak diluar bola mata.
Gambar
1 : anatomi mata
Otot
–otot bola mata
Tedapat
6 buah otot ekstraokuler yang menggerakkan bola mata, yaitu:
1.
M.Rectus medialis, menggerakan bola mata
kerah hidung.
2.
M. Rectus external, menggerakkan bola
mata kerah luar (menjauhi hidung)
3.
M. Rectus superior, terutama
menggerakkan bola mata ke arah atas, selain juga gerakan memutar bagian aas
bola maat kerah hidung.
4.
M. Rectus inferior, terutama
menggerakkan bola mata kerah bawah, juga memutar bagian atas bola mata menjauhi
hidung.
5.
M.Obliqus superior, terutama memutar
bagian atas bola mata kerah hidung, juga menggerakkan mata ke bawah.
6.
M.Obliqus inferior, terutama memutar
bagian atas bola mata menjauhi, juga menggerakkan mata kearah atas.
Otot
lain disekitar mata yaitu :
·
M. Levator papebra superior, terdapat
pada kelopak mata atas yang berfungsi mengangkat kelopak mata ke atas.
·
M. Oribcularis oculi, melingkari mata
superior dan inferior yang berfungsi menutup mata (antagonis m. Levator
palpebra)
Fisiologi
Mata
Mata manusia adalah suatu organ yang memberikan
penglihatan bagi kita, sehingga memungkinkan kita mengenali dan mempeelajari
segala hal diatas dunia ini lebih baik dibandingkan 4 indera yang lain. Kita
menggunakan mata hampir pada setiap aktivitas yang kita lakukan, misalnya
sewaktu bekerja, membaca, nonton televisi, menulis, menyetir mobil dan lain
sebagainya. Jadi dapat dikatakan penglihatan merupakan indera yang mempunyai
nilai lebih besar dibandingkan indera lain.
Mata memungkinkan kita untuk melihat dan menerjemahkan
apa yang kita lihat, misalnya bentuk, warna dan dimensi dari suatu obyek dengan
memproses sinar/ bayangan yang masuk kedalam mata. Kita dapat melihat pada
cahaya terang atau remang-remang. Tapi kita tak dapat melihat tanpa adanya
cahaya/ sinar.
Visus
Cahaya dari suatu objek, misalnya sebuah pohon masuk ke
mata pertama melalui cornea dan kemudian melalui pupil. Selanjutnya sinar di
convergensikan oleh lensa ke titik nodus tepat dibelakang lensa. Pada titik ini
bayangan menjadi terbalik. Bayangan melanjutkan diri melalui humor vitreous
sampai pada retina ditengah-tengah macula, tempat dimana bayangan menjadi jelas
(retina dapat disamakan dengan film negatif pada kamera foto). Pada retina
implus cahaya tadi diubah menajdi sinyal listrik dan kemudian dikirim melalui n
. opticus menuju ke lobus posterior (occiptal) dari otak yang
menginterprestasikan (menterjemahkan) sinyal listrik ini sebagai gambar
pandangan (sebuah pohon tadi). Jadi
sebenarnya kita tidak melihat dengan mata, tetapi lebih tepat dengan
otak. Mata hanya membantu proses kita dalam proses melihat.
Jika sinar/bayangan yang masuk dari objek yang jauh
difokuskan sebelum mencapai bagian belakang mata, maka kesalahan refraksi mata
ini dikenal dengan myopia (rabun jauh/ nearsightedness). Jika sinar/bayangan
yang masuk dari objek jauh tidak difokuskan saat mencapai bagian belakang mata,
kesalahan refraksi mata ini disebut hypermetropia / hyperopia (farsightedness)
Pada kasus yang disebut astigmatisme, satu atau lebih
permukaan kornea atau lensa (struktur mata yang memfokuskan sinar yang masuk)
tidak berbentuk spheres (seperti bola), tetapi berbentuk silindris atau toric
(bulat panjang/ seperti bola rugby). Akibatnya tidak ada titik fokus yang jelas
dalam mata tetapi fokusnya tersebar.
Sesudah berumur 40 tahun, umunya pada umur 45 tahun, mata
kita mulai mengalami keadaan yang disebut presbyopi, dimana mata susah
mempertahankan fokus bayangan yang jelas (susah berakomodasi) pada jarak dekat,
lebih jelas terlihat pada jarak yang agak jauh atau sesudah dibantu dengan
memakai kacamata, misalnya sewaktu membaca. Keadaan ini disebabkan berkurangnya
kelenturan/elastisitas dari lensa dan mulai melemahnya m ciliaris yang berperan
mengontrol fokus dari lensa akibat proses
Miopia :
Gambar 2 : myiopia
Hypermetropia :
Gambar
3 : hypermiopia
C.
Indera penciuman
Anatomi
hidung
Organ
penciuman terdiri dari 2 bagian, yitu bagian luar (hidung luar, nasal external)
terletak di bagian tengah wajah, dan bagian dalam (cavum nasi), yang dibagi
lagi oleh sebuah sekat (septum nasi) menjadi rongga hidung kanan dan kiri.
Hidung luar/nasal external berbentuk pyramid, dimana sudut atas atau atapnya
berhubungan langung dengan dahi (pada
bagian apex). Bagian dasarya terdapat 2 buah lubang hidung (nares)
yangdipisahkan oleh sebuah sekat yang berjalan dari depan sampai kebelakang
rongga hidung (septum antero- posterior).
Pada
pinggir lubang hidung terdapat sejumlah rambut (vibrassae) yang gunanya untuk
menahan kotoran atau debu yang masuk bersaama udara pernapasan. Permukaan
lateral hidung pada bagian bawah agak membulat. Rangka hidung bagian luar
terdiri dari tulang dan tulang rawan, ditutupi kulit kulit dan dibagian rongga
hidung, terdiri os nasal dan processuss frontalis maxillae.rangka tulang rawan
terdapat pada septum dan ala nasi. Pada bagian ini terdapat otot yang dapat
menggerakkan atau mengembang-kempiskan hidung bagian ujung hidung.
Cavum
nasi atau rongga hidung, pintu bagian depan disebut nares/nostril, sedang
pintu/ lubang bagian belakang yang berhubungan dengan pharynx disebut “choane”.
Dibelakang nostril rongga hidung agak menggembung yang disebut vestibulum/ ala
nasi yang masih dilapisi oleh kulit dimana tumbuh sejumlah rabut dan kelenjar
sebaceous. Tiap rongga hidung bagian atas dan dibelakang vestibulum dibagi
menjadi 2 bagian, yaitu daerah penciuman/olfactory region ( dari concha terdiri
nasalis superior dan septum) dan daerah pernapasan/respiatory region, yang
merupakan bagian sisanya dari rongga hidung.
Pada
dinding lateral terdapat concha nasalis superior, medial dan inferior. Dibagian
bawahda lateral dari tiap concha merupakan suatu saluran jalan udara yang
disebut “meatus” . diatas concha superior terdapat lubang sempit yang
berhubungan dengan sinus sphenoidalis.
Meatus
superior, saluran yang berjalan sepanjang setengah dari batas ats concha
medialis. Metaus medialis berjalan dibawah concha medialis, sedang meatus
inferior berjalan dibawah concha nasalis inferior. Tepat dibagian depan dari
concha inferior, terdapat muara dari saluran air mata (ductus nasolacrimalis)
Membran
mukosa (selaput lendir), membran ini melapisi rongga hidung dan melekat pada
periosteum atau perivhondrium. Membran ini berjalan dari pinggir nares sampai
dengan rongga pharybx (choane). Membran mukosa melanjukan diri sampai ke
conjuvctiva melalui ductus nasolacrimalis dan ductus lacrimalis serta
sinus-sinus frontalis, ethmoidalis,spenoidalis dan maxillaries melalui beberapa
lubang di meatus.
Gambar
4 : anatomi hidung
Fisilogi
hidung
Fungsi dari hidung
antara lain:
1.
Pengatur udara pernapasan:
Sel
epitel hidung yang selalu basah (lembab) berperan penting dalam mempertahankan
keseimbangan suhu udara yng masuk ke hidung agar sama dengan suhu tubuh. Bila
dara panas dan kering yang dihisap akan didinginkan dan dilembabkan, demikian
pula bila udara dingin yang masuk. Bila hidung gagal mempertahankan
keseimbangan ini dapat menyebabkan timbulnya beberapa penyakit, misalnya radang
tenggorokan (pharyngitis) asma bronkiale, dan sebagainya.
2.
Penciuman:
Organ
penciuman terdapat pada membrab mukosa
pada bagian atas dari rongga hidung (daerah penciuman). Daerah ini sangat sensitive,
dengan rangsangan bau yang ringan sudahdapat tercium, namun cepat sekali
beradaptasi. Bau yang dirasakan setelah beberapa lama tidak terasa lagi
walaupun rangsangan bau masi ada.
D.
Indera pendengaran
Anatomi telinga
Telinga manusia dibagi
dalam 3 bagian/ruang:
1.
Bagian luae/ telinga luar (externa)
2.
Bagian tengah/ ruang telinga tengah
(medial)
3.
Bagian dalam/ruangtelinga dalam
(interna)
·
Telinga bagian luar, terdiri dari bagian
yang dikenal dengan daun telinga(auricula), meatus acusticus externa (lubang telinga
luar) dan canalis auricularis externus (saluran telinga luar) dengan batas
sampai kegendang telinga (membran tympani).
Dua pertiga pertama
dari saluran ini terdiri dari tulang rawan, sedang sepertiga sisanya tulang.
Dalam saluran ini biasanya terdapat cerumen (kototan telinga), yaitu secret
yang dikeluarkan oleh kelenjar lemk yang berfungsi sebagai pelindung terhadap
benda asing (serangga, debu, kuman) yang masuk ke telinga.
Membran tympani
membatasi antara ruang telinga luar dan tengah, membran ini terdiri dari
beberapa lapis selaput fibrosa dan relatif trnsparan (putih seperti mutiara).
Fungsi utama bagian luar telinga ini adalah sebagai pengumpul suara dan daun
telinga, karena bentuknya dapat melokalisir suara dan kemudian mengarahkan
suara langsung masuk kedalam rongga telinga.
Gambar
5 : telinga bagian luar
·
ruang telinga tengah, suatu ruang kecil
yang dihuni oleh 3 rangkaian tulang kecil yang salah satu ujungnya melekat pada
gendang telinga (MT). Tiga tulang ini, yaitu:
-
Malleus, bentuknya seperti palu.
-
Incus
-
Stapes
-
Ketiga tulang ini bersatu/saling
berhubungan membentuk seperti rantai, berfungsi mengeraskan/meningkatkan
transmisi suara yang datang dari telinga luar ke ruang telinga dalam. Ketiga
tulang ini merupakan tulang paling kecil diantara tulang-tulang pada tubuh
manusia. Selain itu juga terdapat 2 otot kecil pada ruang ini yaitu M.
Timpanicus dan M. Stapedius. Fungsi kedua otot ini untuk kontraksi bila ada
suara yng terlalu keras, menyebabkan rantai tulang ini lebih kaku agar telinga
tidak cedera akibat suara yang terlalu keras.
Pada
ruang telinga tengah inijuga terdapat sebuah saluran/corong yang dissebut tuba
Eustachius, yang tidak berperan langsung pada proses penyaaluran suara, namun
berperan pada fungsi telinga secara keseluruhan. Saluran ini menghubungkan
rongga telinga tengah dengan nasopharynx dan berfungsi menyeimbangkan tekanan
udara dalam telinga tengah denga udara luar. Pada bagian ujung tulang ketiga
(stapes), tulang paling akhir dari rantai tulang kecil ini, menempel pada
jendela yang fleksibel dari cochlea, yaitu ruang telinga bagian dalam.
·
Ruang telinga dalam, merupakan suatu
saluran yang terdiri dari labirin tulang (bagian luar) dan labirin membran yang
terdapat di dalam labirin tulang. Labirin tulang merupakan bagian dari os
temporal dan tebagi 3 dengan nama sesuai dengan bentuknya, vestibulum
(bentuknya seperti gelembung oval), cochlea (seperti siput) dan canilis
(perilympe) yang meliputi labirin membran. Di dalam labirin membran juga
terdapat cairan (endolympe).
Labirin membran yang terdapat dalam vestibulum
terdapat 2 kantong yang disebut iltriculus dan sacculus. Dibelakang vestibulum
terdapat 3 canalis semicircularis yang masing-masing membenrtuk sudut 90˚.Ruang
telinga dalam ini mempunyai 2 fungsi, selain berfungsi sebagai pendengaran juga
sebagai alat keseimbangan. Untuk menjaga kesimbangan tubuh, 3 saluran setengah
lingkaran (canalis semicircularis), yang masing-masing bertanggung jawab
menurut posisi bidamgnya agar tubuh dapat mempertahankan keseimbangan.
Dengan
kata lain dengan posisi canalis semicircularis ini, kita dapat mengetahui
posisi tubuh kita saat bergerak, sehingga kesimbangan dapat dipertahankan.
Peran sebagai alat pendengar,cochlea dan
nervus auditorius adalah struktur penting pada telinga bagian dalam. Cochlea
yang berbentuk seperti keong terbagi dalam 3 ruang yang berisi cairan, yang
disebut scala vestibuli,scala media dan scala tympani. Dua membran berbeda
memisahkan cochlea menjadi 3 ruang, yaitu membran ressiner memisahkan scala
media dengan scala vestibuli.
Membran
yang lain yaitu membran basiler memisahkan scala mediadengan scala tympani.
Pada bagian atas membran basiler terdapat organa corti, yang disebut juga organ
pendengaran, yang mengandung sel-sel rambut (15.000-16.000 buah/telinga). Bila
sel-sel ini rusak meneybabkan gangguan atau kehilngan pendengaran
(sensori0neural hearing loss). Gelomang suara yang sampai pada organ
pendengaran ini akan disalurkan ke otak melalui N.auditorius.
Gambar 6 : anatomi telinga
Fisiologi
telinga
Pendengaran:
Bentuk
telinga dimaksudkan untuk mengumpulkan gelombang suara yang akan masuk melalui
meatus auditoriuss externa dan langsung menuju membran tympani (MT). Gelombang
suara ini akan menggetarkan MT, dan sejak saat ini suara yang masuk akan diubah
dari gelombang udara menjdi energi mekanik, karena kemudian yang bergetar
adalah rantai tulang kecil yang ada di ruang telinga tengah (maleus menerima
getaran dari MT).
Getaran diteruskan melalui rantai tulang ini
samoai ujung dari stapes yang menempel pada dinding telinga dalam. Getaran ini
akan berlanjut menggerakkan cairan yang ada di dalam cochlea. Gerakan cairan
ini akan menggerakkan juga sel-sel
rambut (neuron) pada membran basiler. Gerakan sel-sel rambut ini akan mengubah
energi mekanik menjadi implus saraf (melalui organ corti). Implus ini akan
diteruskan keotak melalui n.auditorius untuk diolah sehingga kita dapat
mengenali suara apa,sipa,keras suara dan sebagainya.
Suara
terkeras yang masih dapat ditoleransi oleh telinga manusia adalah sebesar 120
decibel (db). Suara manusoa sewaktu bicara normal sekitar 60 db, suara berisik
= 40 db, klakson mobil sekitar 100 db, suara radio yang keras sekitar 80 db dan
suara mesin jet 120 db menyebabkan telinga sakit. Suara yang melebihi 120 db
akan mencederai telinga, misalnya suara tembakan meriam.
Gangguan
pendengaran dapat disebabkan karena penyakit atau trauma, mengakibatkan tuli
partial atau total. Parahnya ketulian ini dpat diukur dengan alat yang disebut
audiogram. Umunya telinga manusia dapat mendengar gelombang suara dengan
frekuensi sekitar 15-20.000 cycles per detik. Frekuensi tertinggi yang dapat
didengar akan menurun dengan bertambahnya umur, khususnya pada pria.
-
Tuli konduktif, terjadi akibat gangguan
transmisi atau hantaran getaran suara pada ruang telinga luar atau tengah.
Getaran dapat dihmbat oleh serumen atau benda asing pada ruang telinga luar
atau tengah, atau karena rantai tulang kecil ( hubungan maleus, incus dan
stapes) ole h karena suatu hal menjadi kaku (saling menempel erat). Selama
tidak ada kerusakan saraf pendengaan, ytuli ini dpat dikoreksi dengan alat
bantu pendengaran. Contoh lain jenis tuli ini yaitu “otosclerosis”, yaitu
pengerasan tulang akibat pertumbuhan tumor tulang pada os temporalis.
-
Tuli perseptif, terjadi akibat kelainan
organ corti atau saraf vestibulocochlear. Tuli jenis ini tidak dapat koresi
dengan alat bantu dengar
-
Tinnitus (telinga berdengung), dapat
disebabkan oleh serumen, perforasi membran tympani, ada cairan pada ruang
telinga tengah, atau gangguan dari saraf vestibulocochlear, batang otak atau
cortex (pust pendengaran pada otak).
tinnitus dapat terjadi akibat pemakaian obat yang lama. Ynag paling
serin menyebabkan ini yaitu aspirin dan streptomycin. Tinnitus akan hilang bila
streotomycin segera dihentikan ketika tinnitus terjadi. Bila streptomycin tetap
doteruskan akan terjadi tinnitus permanen.
Keseimbangan
Ada
dua macam kesimbangan, yaitu :
1.
Keseimbangan statis, mempertahankan
posisi badan relatif terhadap gaya gravitasi saat berdiri / tegak. Keseimbangan
ini diatur oleh ultriculus dan sacculus.
2.
Keseimbangan dinamis, mempertahankan
posisi tubuh dalam merespons gerakan-gerakan yang tiba-tiba. Keseimbanagn ini
diatur oleh ketiga canalis semicircularis.
E.
Indera pengecap
Anatomi lidah
Organ
pengecap utama adalah lidah. Terletak didalam rongga mulut, yang selain
berfungsi sebagai pengecap, juga berperan penting untuk orang berbicara,
membantu proses mengunyah makanan agar makanan dapat dikunya gigi dengan baik,
serta membantu proses menelan makanan. Suara yang keluar sewaktu berbicara
tidak akan baik bila lidah kaku, terlalu kecil atau besar, demikian juga tidak
dapat dikunya atau ditelan dengan baik tanpa bantuan lidah.
Lidah
dibentuk oleh otot skelet yang ditutupi oleh membran mukosa. Otot intrinsic
yang berjalan pada bagian dalam lidah (m. Linguas verticalis, transversus dan
longitudinalis) mengubah bentuk lidah sesuai dengan yang diinginkan, sedang
otot ekstrinsik yang menempel/berorigo pada tulang tengkorak os hyoid
(m.genioglosus, m.hyologus, m.palatologus) memungkinkan lidah bergerak. Diantara
serabut otot terdpat kelenjar von ebner, yang mengeluarkan cairan untuk
membasahi makanan dan permukaan lidah/ mulut.
Lipatan
membran mukosa pada bagian bawah lidah erupa selaput yang melekat pada dasar mulut,
disebut frenulum lidah. Bila frenulum ini terlalu pendek menyebabkan lidah
tertarik sehingga tidak dapat berbicara dengan jelas. Karena bagian dasar mulut
banyak mengandung pembuluh darah, daerah ini biasanya digunakan untuk mengukur
suhu tubuh serta meletakkan obat agar cepat diserap. Bagian ujung lidah disebut
apex lidah, sedangkan bagian belakang disebut pangkal lidah.
Pada
permukaan atsa lidah bagian tengah terdapat lekukan yang disebut silcus
medianus yang berakhir pada foremen cecum. Lidah mempunyai sekitar dua ribu
ujung pengecap/ perasa (taste buds) yang berbentuk badan oval serta mengandung
3 jenis sel :
1. Sel
Penyokong (sustentaculer), merupakan sel epitel khusu yang membentuk capsul
pada 4-20 sel gustatory (sel pengecap)
2. Sel
gustatory / pengecap, mempunyai tonjolan-tonjolan keluar seperti rambut yang
berfungsi untuk merasakan sesuatu bahan / makanan.
3. Sel
basalis, terdapat pada lapisan basal dan memproduksi kedua sel diatas.
Pada lidah taste bud
ini terletak pada benjolan-benjolan jaringan ikat yang disebut papillae.
Papilla
circumvallata dan vallata adalah benjolan yang paling besar berjumlah 8-12
buah, terdapat pada bagian belakang (posterior) dari lidah. Papilla fungiformis
ditemukan pada bagian pinggir dan ujung lidah, sedang papilla filiformis
terdpat pada kedua pertiga bagian lidah, berfunngsi agar lidah agak kasar
sehingga lidah mudah memindah- mindahkan makanan sewaktu dikunyah.
Gambar
7 : anatomi lidah
Fisiologi
lidah
Bahan atau makanan
yang akan dirasakan dilarukan dengan cairan saliva/ ludah sehingga terjadi
interaksi yang menimbulkan rangsangan saraf. Tedapat 4 jenis rasa yang dapat
dikecap, yaitu:
1.
Rasa manis (sweet) dapat dirasakan pada
ujung lidah (apex)
2.
Rasa asam (sour) pada bagian pinggir
lidah
3.
Rasa asin (salty) oada bagian pinggir
lidah
4.
Rsa pahit (bitter) pada bagian belakang
lidah.
Rangsangan
pada ujung-ujung saraf lidah diteruskan ke otak untuk dikenali. Indera pencium
dan pengecapan sangat erat hubungannya. Jika kemampuan penciuman seseorang
terganggu, biasanya kemapuan pengecapnya juga tidak baik.adaptasi terhadap penciuman
terjadi cepat dan ambang rangsangan terhadap rasa bervariasi pada tiap-tiap
rasa.
Gambar
8 : pengecap rasa dilidah
F.
Indera perasaan umum
Anatomi kulit
Indera
perasaan umum sebagian besar terletak pada permukaan tubuh (kulit) ,otot atau
tendon.reseptor umumnya tersebar luas dipermukaan kulit, dapat berupa ujung
bebas saraf atau ujung organ khusus. Ujung bebas saraf terutama pada epidermis
dan sel epitel yang meliputi membran mukosa, cornea mata, akar rambut dan pada
kelenjar kulit diseluruh tubuh. Reseptor yang berupa ujung organ khusus, ukuran
dan bentuknya bervariasi. Umumnya berupa ujung serabut-serabut saraf yang
ditutupi kapsul. Termasuk organ ini misalnya:
Gambar
9 : anatomi kulit
1.
Bulbus krause, berupa benjolan silindris
atau oval. Reseptor ini terdpat pada conjuctiva mata, membran mukosa bibir dan
lidah, dan epineurium saraf tubuh. Juga ditemukan pada penis dan clitoris yang
disebut dengan corus genitalia, yang berbentuk seperti buah mulberry. Pada
membran sinovial sendi misalnya pada sendi jari-jari disebut dengan bulbus
artcularis.
2.
Corpus grandy, terdapat pada papilla
lidah
3.
Corpus pacini, terdapat dalam jaringan
bawah kulit pada saraf telapak tangan, telapak kaki dan organ genetalia laki
maupun perempuan. Juag didapatkan pada saraf sendi.
4.
Corpus golgi dan mazzoni terdapat pada
jaringan bawah kulit jari-jari.
5.
Corpus wagner dan meisner, badan
berbentuk oval, ditutupi kapsul jaringan ikat. Corpus ini terdapat pada lapisan
kulit ( papilla corium) tangan dan kaki, bagian depan lengan bawah, kulit
bibir, membran mukosa pada ujung lidah. Conjuctiva palpebra dan pada kulit
papilla mammae.
6.
Corpus ruffini, terdapa pada ujung saraf
dalam jaringan bawah kulit jari manusia.
7.
Spindel neurotendineus (organ of golgi),
terutama terdapat pada sambungan antara otot dan tendon
8.
Spindel neuromuscular (muscle spindle),
terdapat pada sebagian besar otot polos.
Fisiologi
kulit
Indera perasaan ini
dapat dibgi menjadi 2 fungsi, yaitu:
1.
Perasaan somatik
Termasuk disini adalah “perasaan taktil”(sentuhan,tekan,
getaran dan elusan serta rasa geli/gatal akibat elusan ringan), “perasaan suhu”
dan “rasa sakit”. Reseptor disini luas hampir seluruh tubuh. Rangsang yang
diterima dari kulit diteruskan ke lobus paietal dari cortex cerebri. Semua perasaan
taktil dideteksi oleh mechanorecepor. Rasa sentuhan timbul di bawah kulit.
Sentuhan halus menunjukkan perasaan dalam area yang umum (agak luas), sedang
sentuhan yang lebih keras dan spesifik diterima secara spesifik pula dan dapat
ditentukam dengan tepat lokasinya.
Reseptor
taktil antara lain terdapat pada plexus akar rambut, ujung saraf, cakram
taktil, corpus. Plexus akar rambut mendeteksi gerakan bila ujung rambut
bergerak atau bergetar di tiup angin.Reseptor pada ujung-ujung saraf terdapat
dimana-mana dalam kulit dan berhubungan dengan rasa nyeri, rangsangan kontak
badan yang terus menerus dan rasa geli/gatal. Cakram/discus taktil atau markeli
ditemukan pada kulit yang tidak berambut dan terhubung dengan ujung saraf
bebas.
Corpus
meissener terdapat pada ujung jari, papila pada kulit,telapak tangan, kaki,
kelopak mata, lidah,ujung payudara,clitoris,dan ujung penis. Jadi berfungsi
pada sentuhan yang dapat mendeteksi lokasi dengan jelas.Organ ruffini,
mendeteksi sentuhan keras dan terus menerus yang mencapai lapisan kulit bagian
dalam.
Corpus
pacinni, berhubungan dengan rasa tekanan, terdapat pada lapisan bawah kulit,
sekitar sendi, tendon dan otot,kelenjar mammae,genetalia externa dan beberapa
organ dalam.Reseptorsuhu tidak diketahui, suhu dibawah 50˚F dan diatas 118˚F
dapat diatasi.Rasa nyeri pada kuli dapat disebabkan dari organ atau kulit
ditempat lain yang jauh dari tempat yang dirasakan, ini disebut dengan
“reffered pain”.
2.
Perasaan proprioseptif
berhubungan dengan informasi tenntang
pergerakan tubuh atau sebagian anggota badan. Reseptor terdapat pada otot
skeletal, tendon, sekitar sendi ynovial dan telingan bagian dalam.Perasaan
proprioseptif ini dkenal juga dengan rasa kinestik.
Muscle
spindle merupakan suatu resepor proprioseptik yang terdapat antara
serabut-serabut otot. Bila otot terengang, reseptor akan dirangsang dan
meneruskan informasi ini ke saraf pusat (otak), untuk menunjukkan ada aktivitas
dari otot.Organ tendon, terdapat pada sambungan otot dan tendon. Organ ini
melindungi tendon dan otot agar tidak cedera akibat rengangan yang berlebihan
pada sendi.Sel-sel rambut pada telinga dalam memberikan informasi untuk
mempertahankan keseimbangn tubuh.